Friday, November 30, 2018

Chit Chat : Ngobrol Soal Koleksi Barang di Rumah

November 30, 2018 0 Comments



Ngomong-ngomong soal beberapa barang yang mendominasi rumah, saya belum merasa pantas menyebutnya koleksi sih. Karena jumlahnya gak terlalu banyak dan saya ngerawatnya juga biasa aja. Tapi ternyata buat orang lain, itu cukup wow. Jadi bolehlah ya saya sebut itu sebagai koleksi, wkwkwk *maksa*

Tanaman Buah

Nah nah, maksa yaa. Tanaman saya masukkan kategori barang, hahaha. Di rumah, saya memiliki beberapa koleksi tanaman buah, diantaranya alpukat, jeruk nipis, jeruk sambel, jeruk mandarin, anggur, jambu kristal, jambu madu deli, mangga chonakan, srikaya merah, srikaya new varietas, apel india, tin hijau, tin ungu, belimbing dan kelengkeng. Saya pengen banget nambah macem-macem buah lagi tapi halaman udah gak muat hahaha. Oh ya, halaman rumah saya bukan berarti luas juga lho. Saya menggunakan media tanam planter bag. Meskipun begitu, karena gak rajin muter planter bag nya, banyak tanaman yang akarnya sudah menembus tanah, jadi pohonnya tumbuh besar. Saat ini sih saya diuntungkan karena belum punya tetangga kanan kiri. Jadi masih bebas pohon nyebrang kemana-mana XD

Jeruk nipis dengan media planter bag di halaman rumah.

Buku Resep Masakan dan Kue

Bukan karena saya pinter banget masak. Tapi justru karena pengen belajar masak. Cuma ya gitulah, belum selesai satu buku, sudah beralih ke buku lainnya, hihihi. Dari beberapa buku, saya memfavoritkan 5 buku resep. Ceritanya pernah saya buat jadi postingan tersendiri, mampir ya.



Buku Anak, Parenting dan Pengembangan Diri

Sejak jadi emak-emak, saya jadi jarang baca novel. Padahal dulu saya punya beberapa koleksi novel Tere Liye yang masih nangkring dengan manis di meja pojok rumah.. Bacaan saya beralih ke buku parenting dan pengembangan diri. Saya juga suka membeli buku anak untuk Rania, meskipun koleksi saya tentu belum sebanyak ibu-ibu pecinta buku lainnya, hehehe.




Meme di atas itu cukup saya banget lah, haha. Sekarang-sekarang ini saya bisa menahan diri dari membeli baju-baju lucu dan barang-barang keperluan rumah tangga, demi bisa membeli buku, hehehe. Kalau sudah jadi ibu rumah tangga, harus pintar-pintar mengatur keuangan kan ya :D Rasanya ketiga barang di atas memang paling dominan di rumah saya. Meskipun baju-baju dan barang-barang pindahan dari jaman kapan banyak juga yang belum dibongkar dan itu sepertinya lebih mendominasi seisi rumah, tapi sungguh itu bukan koleksi, hahaha. Kalo kamu, suka koleksi apa di rumah?






5 Rekomendasi Buku Resep Masakan dan Kue untuk Pemula

November 30, 2018 33 Comments
Sejak menikah, saya jadi punya hobi baru, yaitu mengoleksi buku masakan memasak. Kenapa ngotot belajar masak? karena pengiritan XD ingin masakan saya dirindukan oleh seluruh anggota keluarga. Iya, sesuatu yang paling ditunggu-tunggu saat pulang ke rumah. Sebab pepatah bilang, seenak-enaknya masakan resto, tetap paling enak masakan ibu sendiri. Kalo masakannya enak gaess.. kalo nggak yhaa gimanaaa, milih resto lah.. wkwkwk. Makanya harus belajar masak! dan saya memulainya dengan  mengoleksi buku resep terlebih dahulu LOL! XD

review buku resep masakan dan kue

Di era digital seperti ini, sebenarnya banyak sarana untuk belajar memasak secara otodidak. Tinggal modal kuota dan senam ujung jari, kita bisa dengan mudah menemukan berbagai resep masakan dan tutorial masak yang beredar di dunia maya. Baik melalui aplikasi handphone, website, blog ataupun sosial media. Dari sebegitu banyaknya resep, terus kenapa dong saya tetap doyan membeli buku resep?

~ Karena tidak semua resep yang muncul di laman pertama google itu betul-betul teruji kelezatannya, walaupun banyak juga yang memang enak. Bahkan ada loh beberapa website resep yang cuma copas-copas dari website lainnya. Jadi yang nulis belum tentu pernah mraktekin sendiri. Sebel kaannn. Yang begitu biasanya cuma buat nyari untung, bukan memang niat berbagi resep.

Baca : Resep Bolu Pisang Panggang No Mixer dan Tanpa Pengembang

~ Dengan punya buku, resep-resep jadi terdokumentasi rapih dan bisa diwariskan ke anak cucu.
~ Bagi saya, lebih mudah melihat buku saat memasak, daripada harus bolak-balik ngidupin dan scroll layar hape.
~ Sinyal internet mungkin akan hilang timbul di tempat tertentu. Handphone bisa aja raib diambil orang, mit amit yhaaa. Atau memori tetiba lenyap sebelum sempat memindahkan data. Nah, di saat-saat itulah, buku bisa jadi penolong. Asal jangan sampe ada yang minjem trus gak dibalikin yaaa *jitak*

Sebagai pemula dalam hal masak memasak, saya selalu memilih buku resep yang 'beginner friendly'. Bahan yang digunakan gak ribet, cara masak simpel dan hasilnya udah pasti enak. Supaya gak buang-buang bahan masakan ya kaann XD So i recommend you this 5 recipe books!

500 Resep Masakan Terfavorit, Sisca Soewitomo, Best Seller

500 bok! dipraktekin 10% nya aja udah hebat banget! wkwkwk. Generasi 90-an pasti tau Bu Sisca Soewitomo ini. Jaman dulu wajah si ibu sering menghiasi layar televisi. Kala itu belum ada sosmed ya. Resep-resep yang ada di buku beliau ini meliputi macam-macam resep nasi, sajian pelengkap nasi bakar, sup dan soto, ayam, daging, ikan dan seafood, sayuran, tempe, tahu pasta, mie dan pangsit, bubur dan telur, juga dilengkapi dengan resep macam-macam bumbu dasar. Udahlah lengkap banget pokoknya. Kalo udah berhasil khatamin buku ini harusnya bisa bikin resto yaa, hahaha. Soal rasa gak perlu diragukan lagi, Bu Sisca adalah legenda dalam dunia masak memasak, jadi resepnya sudah pasti teruji.

Sumber gambar : ebooks.gramedia.com

Home Cooking Ala Xanders Kitchen, Junita, Mega Best Seller

Ci Junita ini merupakan pemilik akun @xanderskitchen yang sampai saat ini memiliki 547.000 lebih followers instagram. Dalam kurun waktu 7 bulan, penjualan bukunya telah masuk cetak ulang ke-13, terjual lebih dari 50.000 eksemplar dan mendapat predikat buku masak Mega Best Seller pertama di Indonesia. Waawww kece yaa. Saya ikutan beli buku ini karena resep yang ada di dalamnya benar-benar resep masakan sehari-hari yang mudah dipraktekkan. Sering kan kita temui buku resep masakan dengan aneka ragam makanan yang malah justru gak kita praktek-praktekin. Soal rasa gak perlu diragukan, sudah banyak cerita sukses hasil recook dari para followers, bahkan ada yang sampai memberanikan diri membuka usaha kuliner dari resep-resepnya Ci Jun.

Sumber gambar : gramedia.com

Semua Orang Bisa Masak, Heni Maria, Best Seller

Dari judulnya aja langsung tergambar kan kalau resep di dalam buku ini memang ditujukan untuk para pemula. Ada aura pede begitu membaca judul bukunya, hehehe. Selain menghadirkan resep masakan Indonesia, buku ini juga menampilkan beberapa resep western food dan tips memotret makanan agar hasilnya instagrammable. Whaaa, cucok kan untuk para milenials.

Sumber gambar : Tokopedia

Simple and Moist Cake, Tintin Rayner, National Best Seller

Buku resep kue yang satu ini juga gak kalah fenomenal yha. Penulisnya, Tintin Rayner, mengawali debut dari sebuah akun instagram @tintin rayner yang saat ini followersnya mencapai 625K. Tintin tidak pernah mengenyam pendidikan pastry, ikut kursus atau demo masak sekalipun. Kemampuan baking/pastry nya didapat dari belajar secara otodidak. Buku ini dilengkapi dengan penjelasan tentang bahan, pengenalan peralatan untuk baking, foto step by step serta tips n trik anti gagal. Super lengkap pokoknya. Gak perlu khawatir untuk kita yang masih awam dengan dunia perbakingan. Buku ini menjelaskan secara detail, jadi sangat cocok untuk pemula.

Baca : Resep Chocochips Cookies By Tintin Rayner

review buku resep masakan dan kue
Buku resep andalanque.

Kue-Kue Indonesia, Hayatinufus A. L. Tobing dan Cherry Hadibroto

Saya membeli buku ini lantaran rasa nasionalisme sebagai generasi bangsa yang merasa wajib melestarikan kue-kue tradisional khas Indonesia. Saya gak pengen Rania cuma tahu donat atau rainbow cake doang. Tapi dia juga harus ngerti bahwa ada kue enak bernama lemper, lupis, getuk, nagasari dan lain-lain.


Buku ini mengelompokkan resep kue-kue tradisional Indonesia berdasarkan bahan dasarnya, yaitu tepung beras, tepung ketan, tepung kanji, tepung sagu, tepung hunkwee dan tepung terigu yang baru masuk ke Indonesia sejak abad ke-18. Selain itu, buku ini juga dilengkapi dengan pengenalan tentang bahan-bahan pelengkap kue indonesia, macam-macam piranti yang digunakan untuk membuat bahkan teknik melipat daun beserta tutorialnya untuk beberapa jenis kue tertentu. Laffff sangat.

review buku resep masakan dan kue


***

YES, 5 buku resep masakan dan kue tersebut betul-betul saya rekomendasikan untuk kamu yang pengen mulai serius belajar masak. Penjelasannya super mudah dimengerti untuk pemula. Nah, kalau sudah beli, jangan sampe cuma jadi pajangan doang ya. Yang penting tuh, prakteknya, hahaha. Ngomong sama diri sendiri banget ini XD Selamat belajar memasak. Semoga kita semua jadi koki kesayangan keluarga. Aamiin.






Thursday, November 29, 2018

5 Blogger Favorit Versi Dwiseptiani.com

November 29, 2018 1 Comments
Masuk hari ke-9 tantangan rutin menulis selama 30 hari dari Bogger Perempuan. Tema hari ini adalah tentang blogger favorit. Sejujurnya, saya cukup terhenyaque, karena ternyata gak banyak blog yang saya baca akhir-akhir ini, selain karena kewajiban blogwalking, ckckck. Dan banyak juga dari blog-blog yang dulunya sering saya kunjungi secara sukarela, bukan karena kewajiban blogwalking, sekarang sudah jarang diisi lagi oleh si empunya, atau kemudian diisi dengan kebanyakan sponsored post. Hingga saya mulai kehilangan selera untuk kembali mampir.

blog terbaik 2018


Gak mudah memang menjaga konsistensi nge-blog, karena kelihatannya sekarang ini lebih mudah menulis di sosial media, iya gak sih? Respon pembaca cepat didapat, komen nggak susah karena gak ada captcha, tampilan lebih dinamis, dan bagi saya, entah kenapa kalau menulis di blog itu bahasanya seringkali jadi beda. Kelihatan lebih serius gitu, mungkin lantaran disini gak ada emoticon ya.. haha. Ya bisa aja sih ada emot-emot gitu, tapi perasaan jadi gak rapih deh.


Ada beberapa blog luar negeri yang juga saya subscribe. Semuanya berkaitan dengan ide kegiatan bermain anak di rumah. Tapi lama-lama di-bisnis-in juga. Ya gak salah sih, but.. Perasaan riweuh aja liat banyak iklan di blog. Mata berasa siwer gitu. Ujung-ujungnya jadi jarang saya buka lagi dan kebanyakan langsung nyari ke website besar gitu, yang saya sendiri gak tau, siapa aja tim di balik penulisan website itu (ya iyalah).

Karena merasa, woh, kok dikit amat referensi bacaan gw, jadi sebelum nulis ini saya sempetin searching dengan keyword "blogger favorit 2018". Yang muncul emang bagus-bagus sih, tapi bukan track saya aja gitu, jadi keknya kecil kemungkinan saya baca, hahaha. Boong banget kan kalo saya rajin baca iwanbanaran.com atau omkicau.com? Meskipun 2 blog ini punya buanyak fans dari kalangan mereka, tapi saya belum kepikir nambah pengetahuan dengan baca-baca dari sini XD Kemarin di sebuah instastory, mb @nenglita mengajukan pertanyaan yang sama pada netijen tentang blogger favorit. Langsung lah saya searching jawaban-jawaban netijen ituh. Ada beberapa beauty blogger yang disebut, tapi begitu saya buka, ya saya kok prefer ke beauty vlogger ya, xixixi. Beberapa yang lain, hmm mungkin bukan selera saya.

Jadi intinya, inilah 5 blog yang paling sering saya kunjungi untuk cari hiburan. This is it, 5 blogger favorit versi Dwiseptiani.com:

Grace Melia, Diari Mami Ubii, www.gracemelia.com

Dari dulu banget belum kenal blog, blog nya Mbak Gesi ini adalah blog pertama yang dengan tulus saya klik dari laman facebook. Kadang ngikik sendiri, haru, tercerahkan, campur-campur lah. Niche blog nya tentang parenting and marriage. Dan kalo udah di blog ini, biasanya saya juga bukain judul-judul yang lain. Beberapa memang karena kepo, haha, beberapanya lagi ya memang karena pengen tau aja, LHAAAA XD Selain tulisannya Mb Gesi, saya juga nungguin diari papi ubii (suaminya Mb Gesi). Meskipun pemikiran saya dan keluarga ini gak selalu sejalan, tapi tetep aja saya terhibur, haha.


Inti dari sebuah blog jadi favorit menurut saya selain karena tulisannya bagus, ya karena si penulisnya konsisten posting. Jadi sebagai pembaca loyal yang nunggu-nunggu tulisan, kumerasa tidak dikecewakan. Dan Mami Ubii ini rutin posting yang postingannya bukan sekedar sponsored post doang. Tapi sponsored post di blog ini pun saya baca loh. Karena entah kenapa, gak kayak ngiklan aja. Ceritanya mengalir. Dan kadang saya suka niru-niru pas mau bikin tulisan sponsor, etapi belum bisa sekeren itu, haha. Kesannya ringan, tapi tetep enak dibaca oleh pembaca awam, bukan sekedar sesama blogger. Maka waktu dapet kesempatan ngobrol langsung sama Mb Gesi di grup ODOP tahun 2017, saya gak segan bilang bahwa i adore her.


Annisa Steviani, www.annisast.com

Kak Icha ini sobatnya Mb Gesi banget. Pertama kali tau doi dari postingannya tentang ASI yang viral di facebook kala itu. Dari situlah saya ngeliat, woh, Mb Gesi dan Kak Icha ini punya tulisan collab bareng tho dan akhirnya saya jadi pembaca yang nungguin postingan terbaru mereka, xixixi. Blog annisast.com ini sebenernya campur-campur ya. Cuma mungkin beberapa tahun terakhir, Kak Icha mem-branding diri dengan parenting blogger Indonesia. Jadi mostly memang tentang parenting dan cerita Xylo, anak laki-lakinya Kak Icha yang sekarang usianya 4 tahunan.


Endang Indriani, www.justtryandtaste.com

Ini blog favorit saya, bahkan saat saya belum ngeh bahwa ada media sosial bernama blog. Serius. Dari dulu, kalo pengen nyari resep yang udah paten, gak diragukan lagi rasanya, ya saya langsung aja meluncur ke blog ini. Atau searching di google dengan keyword 'JTT' di akhirnya, supaya diarahkan ke blog ini. Misal 'brownies JTT', langsung deh muncul resepnya Mb Endang. Kala itu belum banyak akun instagram yang nulis resep, semacam @xanderskitchen yang sekarang populer banget. Di jaman itu, saya ngerasa grup masak paling populer tempat berburu resep adalah grup LangsungEnak di facebook. Jadi dua referensi belajar masak saya dulu adalah 2 tempat ini, blognya Mb Endang dan grup LE. Sampai saat ini saya masih setia me-recook resep-resepnya Mb Endang kalo lagi mood, hahaha.



Olenka Priyadarsani, www.backpackology.me

Saya lupa pertama kali tau Mb Olen ini dari mana. Kayaknya sih dari share status nya Mb Heni. Trus saya kepo lalu ngikik-ngikik sendiri baca status Mb Olen. Meskipun banyak gak ngertinya karena pake bahasa jawa. Saya justru ngerasa jadi sedikit demi sedikit belajar percakapan bahasa jawa sehari-hari. Ya meskipun tetep ya, bahasa cem gitu mana bisa sih saya praktekin sama mertua, haha *tjurhat*. Mb Olen ini aktif banget bikin status di facebook. Blog nya mostly berisi perjalanan keluarga mereka ke berbagai belahan negara, yang dalam setiap perjalanan itu selalu ada aja sialnya hikmah yang bisa diambil. Pertama kali banget saya jadi kegandrungan baca blog Mb Olen itu setelah baca postingan tentang gimana dulu doi resign dari UN (PBB). Tentunya dengan penghasilan yang gak sedikit. Padahal doi lulusan S2 dari Australia. Trus saya ngerasa relate gitu, hahahah. Meskipun saya dulunya gak kerja di tempat sekeren itu dan cuma nyicip semester 1 doang di pendidikan magister XD



Langit Amaravati, www.langitamaravati.com

Tau kapan waktu saya obrak-abrik blognya Teh Langit? Jelang lomba, biasanya buat nyari ide. Teh Langit ini memang langganan menang lomba dimana-mana. Sampe-sampe saya ngeri deh klo doi ikutan juga, jadi keder gitu wkwk. Saya suka penyampaian yang ada di langitamaravati.com, selain plot twist nya bikin ngakak, dalam membuat tulisan, ketara banget Teh Langit menguasai informasi tentang produknya. Jadi gak asal buat. Selain itu, keunggulan blog ini dibanding blog emak-emak lainnya adalah infografis yang mumpuni. Gak heran kan kalo jadi hantu lomba dimana-mana. Mulai dari yang hadiahnya hape, laptop sampai uang tunai 10 juta. Beuh, top markotop.



Nah itu dia 5 blogger favorit versi DwiSeptiani.com. Coba deh kepo-kepo blog mereka setelah ini. Dan tetep baca blog saya juga yaa *yaelah usaha banget sist hahahah* Terakhir, cuma mau narsis bahwa saya juga mengidolakan diri saya sendiri lhoooo sebagai blogger favorit. YA IYALAH, KALO BUKAN SAYA SENDIRI, LALU SIAPA LAGI? KALO BUKAN SEKARANG KAPAN LAGI??? *malah kampanye, wkwk* See you later on my next blogpost! tabik.




Tuesday, November 27, 2018

5 Benda yang Wajib Ada di Tas Emak Rempong

November 27, 2018 0 Comments
Sebagai genk emak rempong, ada beberapa 'alat tempur' wajib yang harus selalu saya bawa saat bepergian bersama Rania, si toddler yang mulai beranjak dewasa XD Udahlah bye bye tas tipis, backpack hampir selalu jadi pilihan.

perlengkapan yang harus dibawa saat bepergian bersama anak

Kira-kira apa aja sih 5 benda wajib itu? Check this out!

Dompet beserta Uang Cash di dalamnya.
Kalo kamu punya toddler, jangan ngandelin ATM. Karena beli coki-coki doang mah ribet ya kalo kudu nggesek. Sedia uang cash cenderung receh. Soalnya dalam perjalanan, ada beberapa hal yang gak luput dari perhatian anak, yaitu es krim, coklat, permen, balon dan odong-odong. Uang cash ini juga penting banget untuk beli jajanan. Ngganjel perut demi menjaga kewarasan gaess. Saya genk mama wajib kenyang, genk mama pantang kelaparan dan genk mama tantrum jika lapar.

Baca : 5 Jajanan Paling Favorit Bagai Cinta Mati 

LOL! XD
Handphone
Handphone wajib dibawa terutama jika keadaan chaos mulai terjadi. Segeralah telpon 911 ((SUAMI)) untuk meminta bantuan.


Tisu dan Alat Pembersih semacamnya
Entah kenapa sedikit aja kotoran nempel di pipi, bisa membuat anak jadi tantrum. Stop bilang "Bersihin pake tangan aja Nakkkk." Karena itu percuma. Mereka akan make baju untuk ngelap pipi. Jadi sebelum hal itu terjadi, mending selalu sedia tisu atau saputangan di dalam tas.

Makanan Ringan, Minum dan Makanan Beneran
Harus banget bawa snack untuk mencegah anak bengong lalu mengajukan pertanyaan macam-macam seperti, "Kapan pulang?" atau "Aku mau beli jajanan di Indomaret." Dalam kasus Rania, saya bahkan harus selalu membawa bekal nasi (makanan beneran) kemana-mana. Karena entahlah anaknya random banget. Baru aja mobil jalan tetiba, "Nasi Nda." Ya masak mo balik lagi ke rumah, huhu. Pernah juga lagi nyantei-nyantei di atas Candi Borobudur, lalu "Aku mau nasi." "Hah? Makan biskuit aja yaa." "Nggakkk, aku mauu nasiii." Atulah turun ke bawanya jauh Nakkkkk, arrggghh! Jadi buat Rania, nasi is lyfe. Dan bawalah minum dalam botol sebagai bentuk cinta bumi pengiritan.


Mainan
Bawa mainan supaya Rania ada kesibukan dan gak minta hape.

Baca : 8 Tips Membatasi Anak Bermain Handphone

Juga untuk melancarkan sok kenal sok deketnya dengan teman-teman sebaya. Sebaiknya tawarkan atau kasih pilihan mainan yang boleh dibawa. Karena kalo kita nanya, "Mau bawa mainan apa Nak?" Sekeranjang bakal dibawa semua sama dia, ckckck.

Lima barang ini sudah seperti penghuni tetap ransel saya. Yang bahkan lebih penting daripada 'sekedar' lipstik. Urgh. Kamu punya toddler juga? Sama gak barang wajib bawanya? Atau malah lebih banyak isi yang gak penting seperti video Kristina Kuzmic ini XD




Saturday, November 24, 2018

Tentang Mengasuh Anak di Era Sosial Media

November 24, 2018 45 Comments

Jadi ibu jaman sekarang mah enak ya, apa-apa tinggal googling, info di sosmed juga banyak.

Sebagai seorang ibu muda unyu-unyu, ehmm, terus terang iya, saya merasa sangat terbantu dengan kemudahan zaman. Mau cari apa, tinggal ngandelin ujung jari atau scroll timeline. Seolah-olah semua jawaban akan ada disana, tinggal kitanya aja mau nyari atau nggak. Saat ini sudah banyak sekali akun-akun sosial media yang memberikan informasi dan sharing soal tumbuh kembang anak. Memang gak mudah jadi ibu baru. Ngurus anak mana ada pelajarannya sih. Kecuali mungkin dulu kamu kuliah di kebidanan atau tinggal sama saudara dan kebagian ikut ngurus ponakan, iya gak?


mengasuh anak di era sosial media


Saya pernah punya pengalaman pribadi soal ini. Suatu ketika saya nanya sama Mamah, "Mah, ngebedong bayi gimana caranya ya?" lalu Mamah saya jawab, "Duh iya Mamah lupa. Udah lama sih." Wkwk, dan berakhir dengan kami berdua nonton video tutorial di youtube XD Saat memberikan Rania ASI perah juga, yang paling saya andalkan adalah sosial media. Karena meskipun sudah baca-baca buku, entah kenapa saya justru baru 'ngeh' setelah baca-baca sharing di sebuah grup menyusui.

Baca : Selebrasi 2 Tahun AIMI Lampung : Seminar Kesehatan Bersama dr. Wiyarni Pambudi dan dr. Tan Shot Yen

Karena mendapatkan banyak informasi yang bermanfaat itulah, saya menjadi sangat bergantung pada sosial media. Meskipun di beberapa waktu, 'toxic'nya juga banyak banget sih. Misal penyakit 'envy' saat lihat tumbuh kembang anak lain yang lebih mbul atau tetiba udah bisa baca aja, ckckck.


Pic from : landtdesignco.com.au

Plus Minus Ibu Milenial Saat Mengasuh Anak di Era Sosial Media

Plus :

Mudah mencari informasi tentang kehamilan, gentle birth, tumbuh kembang anak, ASI, MPASI, pertolongan pertama pada anak yang sakit, imunisasi, ide bermain dll.
Nah, dengan kemudahan mengakses informasi ini, pilihan benar-benar ada di tangan kita.  Mau sekedar memenuhi beranda dengan hocip artis, atau follow akun-akun yang bermanfaat?

Bisa baca-baca dan sharing dengan sesama mama di grup parenting.
Meskipun secara teori kita sudah mengerti, namun dalam pelaksanaannya seringkali kita butuh support system, salah satunya dengan mengikuti berbagai macam grup parenting berfaedah yang di dalamnya kita bisa saling curhat dan menguatkan satu sama lain.

Baca : Breastfeeding 911 : Sukses Memberi ASI dalam Berbagai Kondisi

Mudah mencari info review produk bayi.
Sebelum membeli suatu barang, saat ini kita bisa banget baca-baca review di internet atau sosial media. Bahkan jika memungkinkan, kita juga bisa mencoba barang tersebut di tempat penyewaan baby's stuff.

Pic from : clipartmax.com

Kemudahan mengakses info seminar parenting, belajar dari video youtube dan ramai-ramai ikut whatsapp grup yang berfaedah.
Di jaman ini, kita bisa upgrade ilmu lewat banyak sarana, yang berbayar maupun yang gratis tinggal modal kuota..

Bergabung dengan komunitas parenting.
Selain dapat ilmu, kita juga akan mendapatkan banyak teman dari berbagai tempat yang merasa sepemahaman, senasib dan sepenanggungan. Cung, siapa yang deg-deg-an ketika pertama kali ikut kopdar? hehehe.

Banyak terbantu dengan informasi tentang pentingnya keterlibatan ayah dalam pengasuhan dan urgensi me time untuk ibu.
Gak seperti jaman ibu kita dulu, isu peran ayah dalam pengasuhan ini sangat digaung-gaungkan. Soalnya memang benar, urusan pengasuhan itu bukan semata-mata urusan ibu thok. Buat bareng-bareng, ngurus bareng-bareng, begitu kira-kira. Urusan me time juga jangan sampai dilupakan, penting untuk menjaga kewarasan katanya. Betul apa betul?

Baca : Dear Suami, Beri Waktu Bagi Ibu Rumah Tangga Untuk Me Time Tanpa Anak
Pic from : Pinterest

Terbantu saat menjelaskan ke orang tua/orang lain tentang sebuah informasi.
Alhamdulillah, Mamah saya meskipun jadul, tipikal yang open minded. Jadi dengan lihat yutub seperti pengalaman saya dulu, Mamah udah langsung he eh bahwa membedong bayi itu gak boleh terlalu kencang, harus begini, harus begitu, de el el. Kalo yang  orang tuanya masih 'gaya lama' mungkin memang harus tetap bertemu langsung dengan dokter anak (pilihan kita) ya. Supaya langsung dapat penjelasan dari ahlinya.

Kemudahan berbelanja online.
Ini nih salah satu kemewahan teknologi yang bisa dirasakan oleh mama milenial jaman now. Gak perlu repot-repot bawa bayi ke pasar karena semuanya bisa dibeli secara online.

Cari hiburan untuk anak dari youtube.
Ada yang belum pernah kasih anaknya youtub? thumbs up. Susah banget memang menahan godaan untuk gak ngasih yutub ke anak. Karena jujur, ngeliat anak anteng barang sejenak itu nikmatttttt banget. Ya kannn? hehehe.

Baca : 8 Tips Membatasi Anak Bermain Handphone


Minus :

'Sok tahu'.
Sadar gak sih seringkali kita jadi sok tahu karena merasa sudah membaca banyak hal dari sosial media. Padahal bisa jadi, yang ada di sosmed itu hanya sepersekian persen dari ilmu utuh yang sebenarnya. Lalu kita menganggap remeh orang lain yang belum tahu tentang informasi tersebut. Kita juga jadi seringkali jadi ngeyel saat orang tua bercerita tentang pengalaman mereka dalam mengasuh anak. Kalau ada hal-hal yang kita gak setuju, tetep sampaikan dengan baik ya gengs, karena biar bagaimanapun, orang tua sudah lebih dulu melalui itu semua.

Mom war yang bikin pusing.
Working mom vs ibu rumah tangga. ASI vs susu formula. MPASI made ini mama di rumah vs MPASI instan, dll. Seakan gak habis tema 'perang' mama-mama milenial saat ini.

Gak pede sama gaya parenting sendiri.
Setelah scrolling sosial media dan melihat betapa kreatifnya kegiatan anak-anak orang lain, seringkali kita jadi berkecil hati dan gak pede dengan gaya parenting kita sendiri. Padahal, mana anak kita peduli sih sama feeds instagram ibu-ibu itu. What they really need is us. A happy us. Tetep banyak baca supaya kaya ilmu dan jangan lupa asah insting kita sebagai ibu, untuk memberikan yang terbaik buat anak-anak.

Pic from : parenting.com

Banding-bandingin anak kita dengan anak orang lain.
Baby shaming dimana-mana. Capek ya kalo gak fokus sama kelebihan anak sendiri. Ngeliat anak lain sudah sekian kilo beratnya, kita langsung stres bukan kepalang. Padahal berat bayi kita masih normal-normal aja, ckckck.

Baca : 10 Simulasi Praktis Agar Anak Cepat Jalan

Menuntut anak.
Seringkali secara gak sadar kita jadi sering menuntut anak. Demi apa? Demi pencapaian diri kita sendiri. Lihat anak lain udah lepas pampers, jadi gemes banget sama anak sendiri yang toilet trainingnya belum lulus-lulus, lalu jadi marah-marah. Marah yang beda dari biasanya, karena kita merasa gagal jadi ibu yang baik di mata netijen. Ebuset.

Banyakan kepo sosmed dan ngumpulin artikel tapi gak dilaksanain.
Siapa yang gini juga? hehehe. Gak cuma resep masakan aja yang kita tumpuk. Artikel tentang pengasuhan juga sama, numpuk doang tapi gak dilaksanain. Jangan ya moms. Pake prinsip one bite at a time. Praktekin dikit-dikit, lama-lama jadi bukit. PS : #itisalsoanotetomyself.

Kemakan hoax.
Bukan cuma politik, pengasuhan anak ada hoaxnya juga, waw. Harus tetap pandai memilah informasi shahih yang berasal dari sumber terpercaya. Tahan jempol untuk menyebarkan hal-hal yang belum tentu benar.

Pic from : huffingtonpost.com

Tsunami informasi.
Saking banyaknya grup parenting yang kita ikuti, kita malah jadi bingung mau praktekin yang mana duluan. Iya gak sih? Sudah saatnya kita betul-betul memilah yang paling sesuai dengan kondisi keluarga dan anak-anak kita, lalu laksanakan secara konsisten. Delete dulu yang lain-lain.

Anak kecanduan yucup.
Meskipun banyak kontennya yang bermanfaat, tapi kalau berlebihan, semuanya justru akan jadi tidak baik. Seperti kita yang mungkin keasikan lihat anak anteng, lalu gak sengaja buat mereka jadi kecanduan yutub.

Baca :  Cerita Rania Tujuh Hari Tanpa Hape

 ***

Gimana-gimana? Setelah baca plus minus mama milenial mengasuh anak di era sosial media ini, yuk kita manfaatkan kemudahan zaman untuk hal yang baik-baik. Kalo kita udah mulai gampang emosi, gak sabaran ngadepin anak, mungkin main sosmed nya udah kebanyakan. STOP. Balik ke dunia nyata, main bareng anak-anak kita. Fokus pada kebahagiaan keluarga kita. Salam!




Friday, November 23, 2018

10 Tips Ciamik Menjaga Semangat Nge-Blog, Nomor 8 Paling Ampuh!

November 23, 2018 10 Comments
"Gimana sih caranya supaya tetep rajin ngeblog?" adalah pertanyaan standar yang paling sering diajukan oleh blogger pemula kepada blogger yang sudah lebih senior. Saya pun pernah loh menanyakan hal yang sama di sebuah pelatihan, hahaha. Jadi gini, hampir semua blogger itu, baik yang pemula, maupun yang sudah nge-blog bertahun-tahun, pasti pernah merasakan kejenuhan. Apalagi kalau habis libur lebaran, beugghhhhh. Rasanya maleeessssss banget mau buka blog. Iya apa iyaaaa??? XD Wajar sih libur nulis sejenak untuk sekedar refreshing. Asal jangan keterusan aja, heheheh.

Nah, kalo males ngeblog-nya jadi berkepanjangan gimana? Coba deh, baca 10 tips ciamik menjaga semangat ngeblog ini. Saya buatnya sambil nyeramahin diri sendiri lhooooooo, luar biasa khannnnn, HAHAHAHAH.

menumbuhkan dan memelihara semangat ngeblog


1. Ingat niatan awal saat kamu mulai nge-blog

Apa niatan awal saat kamu mulai membuat blog? Ingin menyalurkan hobi menulis dan mengurai kepenatan? Menyimpan rekam jejak kehidupan? Berbagi cerita dengan orang lain? atau menghasilkan uang dari blog?


Kalau nge-blog ini memang hobi dan bisa membuatmu bahagia, apa kamu gak kangen merasakan kebahagiaan yang sama saat menyelesaikan sebuah draft tulisan? Misal blog yang kamu buat memang sengaja untuk menyimpan rekam jejak kehidupan, apa gak sayang kalau ada momen yang terlewat hanya karena kita malas menulis? Sharing is caring. Iya, melihat bahwa ada orang lain yang merasa terbantu dengan apa yang kita tulis itu bahagianya lebih dari sekedar dapat popularitas di dunia maya. Sepakat gak?

Lebih-lebih kalau kamu memang membuat blog untuk tujuan komersil, kelamaan libur nulis bisa membuat DA/PA anjlok loh. Ingat-ingat itu adalah salah satu syarat untuk mendapatkan job. Apalagi kalau blog mu sudah menggunakan domain berbayar. Harus dimaksimalkan. Supaya minimal bisa balik modal untuk bayar perpanjangan domain di tahun berikutnya.

When you feel like giving up, just remember why you started.

2. Mulai menulis dari hal-hal 'receh' terlebih dahulu

Saat semangat sudah mulai muncul, jangan langsung nulis berat cem buat disertasi. Mulailah menulis dari hal-hal sederhana yang ada di sekitar kita. Apapun niche blog yang kamu pilih, pasti ada kok topik ringan yang bisa ditulis sebagai awalan untuk mulai kembali melenturkan jari-jari dan kemampuan berpikir kita.

Remember, the blog is not going to write itself. You have to make it.


3. Blogwalking dan follow akun media sosial blogger djundjungan

Cari sebanyak-banyaknya inspirasi saat berkunjung ke blog orang lain dan kagumlah betapa produktifnya mereka menghasilkan tulisan. Perhatikan bagaimana cara mereka menarik mina tpembaca agar berkunjung ke blog. Tapi tolong jangan jadi kelamaan kepo sosmed ya. Tutup! dan segeralah mulai nge-blog *pengalaman banget ini XD
Pakai rumus ATM. Amati, Tiru, Modifikasi.

4. Perbanyak membaca buku dan 'membaca' situasi yang ada di sekitar kita

Membaca dan menulis itu ibarat satu paket. Tulisan yang kita buat akan jauh lebih bermakna saat kita banyak membaca. Biasakan juga untuk 'membaca' situasi yang ada di sekitar kita, mana tau ada yang bisa dijadikan inspirasi untuk bahan tulisan.


5. Sediakan catatan kecil untuk menulis ide dan draft tulisan dimanapun kamu berada

Bisa berupa buku atau notes hape. Saya sendiri biasanya menggunakan aplikasi Evernote karena lebih mobile. Catatan kecil ini berfungsi untuk mencatat semua ide yang seringkali bersliweran atau tetiba muncul di kepala kita. Sayang banget kan kalau tidak dicatat, yakinlah besok-besok kamu bakal lupa. Jadi biasakan langsung catat dan eksekusi draft-nya sampai selesai *sampe selesai lhooo, qiqiiqi*


Write. Write more. Write even more. Write even more than that.

6. Percaya diri dengan tulisanmu sendiri

Seringkali setelah membaca banyak tulisan, kita malah jadi gak pede dengan tulisan kita sendiri, DON'T. The blog is yours. Tulis apapun yang kamu inginkan selama itu positif. Jangan kejar kesempurnaan dan jangan berharap semua orang akan setuju dengan tulisan yang kamu buat.

Only you can make your own story. So write it. Finish your draft. Then make a history with publish it on your blog.

7. Percantik blog untuk menyegarkan suasana

Tapi jangan hanya terpaku sampai disini. Cantik-cantik tapi kosong untuk apa ya kan? Boleh banget mengganti template, tetapi gak boleh sering-sering. Karena selain puyeng ngaturnya lagi (haha), ini juga bisa menurunkan traffic blog. Tampilan blog bisa juga kamu percantik dengan membeli stiker blog atau membuat infografis yang kece. Tapi tetep yaa, content is the king!



8. Bergabung dengan komunitas blog, misal Blogger Perempuan Network

Bergabung dengan komunitas blogger merupakan hal yang sangat penting bagi saya untuk menjaga semangat ngeblog. Postingan ini pun merupakan salah satu challenge yang diadakan oleh Blogger Perempuan Network (BPN) untuk menghidupkan kembali gairah nge-blog para anggotanya. Dari BPN, saya seringkali mendapatkan informasi yang bermanfaat untuk meningkatkan skill ngeblog. Tiap harinya, BPN juga mengadakan program blogwalking (BW) yang menjadi wadah bagi para anggota untuk saling berkunjung. Yang saya suka, program BW ini dibuat berbeda tema per harinya. Jadi, dari situ kita bisa dengan lebih mudah memilih untuk mengunjungi blog yang ingin kita kunjungi dan mostly masih berkaitan dengan niche blog kita. Saya beberapa kali ikut BW dan jadi nambah teman sesama blogger.  After all, saya juga seringkali mendapatkan info lomba dan job untuk blogger di komunitas ini. That's why i love to join BPN. Kamu bisa coba ikutan join komunitas ini, atau komunitas blogger lain yang juga sama-sama bermanfaat.

9. Ciptakan 'kantormu' sendiri

Buat suasana menulis senyaman mungkin. Kalo saya sih, yang penting gak diganggu anak aja udah nyaman banget itu, hahaha. Bisa juga mencoba menulis di luar 'kantor', misal cafe yang cozy, hitung-hitung refreshing dan cari inspirasi.

10. Tulis resolusi, target yang ingin kita capai dari nge-blog

Contohnya, kita ingin merekam dengan rapih semua portofolio anak di blog, jangan sampai ada yang terlewat, oke tuliskan. Atau memasang target untuk posting minimal dua kali dalam satu minggu. Boleh juga menargetkan supaya kita jadi makin lancar menuangkan ide, gak kaku dan kurang percaya diri seperti kemarin-kemarin, satu posting blog bisa selesai dalam waktu satu jam. Atau kita ingin mengukir prestasi dengan ikutan lomba ngeblog. Tulis target berapa viewers yang ingin dicapai, DA/PA, supaya makin banyak job yang mampir dan kita bisa menikmati menikmati pundi-pundi dari hasil ngeblog. Apapun itu, tuliskan dan buatlah target agar kita jadi makin semangat.


Oke demikian ceramah untuk diri sendiri ini saya sampaikan gaesss XD Semoga teman-teman yang baca ikut terinspirasi dan brb bersihin sarang laba-laba blog nya masing-masing, hehehe. Nah kalau kamu, tips apa sih yang paling ampuh membuat semangat nge-blogmu jadi balik lagi? Share di kolom komentar yaa.



Thursday, November 22, 2018

For This Blog's Name, I Thanked My Husband

November 22, 2018 4 Comments
Di tantangan menulis Blogger Perempuan hari ketiga ini saya cuma mau curhat. Lagi ga pengen serius *lha emang blog ini banyakan curhatnya kok, hahaha*


Pernah denger kan kalo nama itu adalah do'a? Iya betul.
Ngasih nama anak tuh harus komersil, supaya ntar kalo terkenal, gak perlu ngubah nama lagi. Okesip.
Buat nama yang beda biar gak pasaran dan gampang diinget orang. He eh sepakat.
Minimal tiga suku kata, supaya ga bingung pas bikin passport. Can't agree more.

Tapi coba perhatiin nama saya, huhu. Di nama itu, gak ada unsur yang artinya do'a. Walaupun saya yakin sih Mamah Papah pasti gak pernah lupa do'ain saya. 

Dwi = anak kedua. Septiani = lahir di bulan September.

Komersil? Tentu tidakkk karena nama itu terlalu simpel dan amat pasaran, ckckck. Sejak dahulu kala pas jaman sekolah, pasti deh, dalam satu kelas minimal ada dua nama Dwi. Jadi kami rundingan mau dipanggil apa biar gak capek sama-sama nengok kalo salah satu dipanggil.  Oh mengapa orang tua kami sama-sama mainstream saat memberikan nama? WQWQ. Udah lah, saya pasrah aja sama nama ini.


Pernah suatu kali saya tanya sama Papah, "Pah, nama aku kok singkat banget gitu sih? Banyak banget loh yang kembar. Huu, ribet nih kalo liat pengumuman di koran." Kala itu pengumuman apapun masih pake koran, belom jaman tinggal klik internet. Trus Papah jawab, "Bagus ah. Dwi tu anak kedua. Septiani lahir di bulan September. Kan pas tuh. Artinya jelas." Lalu saya nyaut, "Iya jelas banget emang. Saking jelasnya jadi ya udah segitu doang." Muka bete gitu lah karena dulu kan saya masih anak labil yaa, hahaha.

Karena gak puas dengan jawaban Papah, saya lari ke Mamah doongg. Terus Mamah cerita panjang lebar perihal pemberian nama saya yang mendadak. Idihhhh dangdut kali ah! Waktu itu Papah memang pengen banget punya anak laki-laki. Nah pas hamil anak kedua, yaitu saya, hasil USG nya ngebingungin. Gak jelas gitu lah. Ada dokter yang bilang perempuan, ada juga yang bilang laki-laki. Maklum yaa USG jadul, plus saya ngumpet pulak tuh. Maka pas lahiran, Papah masih ngarep banget saya tuh lakik, dan nyiapin nama ya untuk anak laki-laki.

Tiba saat lahiran, wiihhhhhhh suara nangis saya kueencenggggggg buangettttt. Papah happy dongggggg, tengah malem langsung nelpon mbah, bilang kalo bayinya udah lahir, "Laki-laki Bu" kata Papah kepada Mbah, yang dijawab mbah "Alhamdulillah.. Kirain ada apa-apa nelpon malem gini. Mamak udah khawatir. Sampe mau buka kunci kamar tadi gak kena-kena." Hahaha, itu beneran. Mbah Uti sama Mbah Kakung sampe berantem pas mau buka pintu. Karena telpon kan adanya di luar kamar ya.. Taunya kunci belum dicolok. Ya atulah enggak kebukaaaaaaaaaa XD


Begitu susternya nyamperin Papah, doi bilang "Perempuan Pak." "HAAHH?" Papah terkedjoet! wkwkkwkw. Udah heboh heboh, ternyata perempuan. Mana pas lahiran saya itu, Mamah sempet pindah rumah sakit, padahal udah tinggal ngeden loh, bukaan udah lengkap. Gegara ada orang mabok, ngamuk di rumah sakit minta obat bius, huhuhu. Ngeri euy. Trus cepet-cepet Mamah dibawa ke RS lain bermodal kemben doang. Segala baju dan barang-barang nggak sempet dibawa. Boro-boro deh. Nyelametin diri aja lah udah. Paling penting itu.

Di tengah keterkedjoetan itu, Papah ditodong akta lahir sama rumah sakit. Yaudahlah apa yang melintas di pikiran beliau aja. DWI SEPTIANI. So i got that name, di tengah ke-angong-an dan ke-masih belum percaya-an Papah, bahwa anaknya yang lahir barusan tuh PEREMPUAN. Aakkkkkkkkkk i'm so 'lucky' kaaaaannnn? hahahhahahahah.

Bertahun-tahun saya sebel sama Papah kok ya ceroboh amat ngasih nama anak, wkwk. Makanya sejak jaman abege umur-umur esempe itu, saat sudah bisa mengekspresikan diri, saya selalu pake nama samaran supaya lebih keren. Ya se-enggak-nya menurut saya saat itu keren lah, muahahhahah.

Miss Error. Dulu pernah jadi nick name saya, baik di buku-buku maupun pas chatting MIRC *oh kusungguh tuir* Kenapa Miss Error? Karena dulu saya slengekan gitu kan, dan dijuluki error sama temen-temen. 

Matahari, sunflower dan segala hal yang berkaitan dengan matahari dan bunga matahari. Ini pas jaman esema. Gara-gara komik Sunflower Massage, kalo gak salah gitu sih judulnya. Meskipun sudah jadi anak Rohis kala itu, ternyata bibit-bibit alay tetap tumbuh subur dalam jiwa saya, hahaha.

Jaman kuliah, awanaya. singkatan dari akhwat cantik dan bercahaya. YA ALLAH TOLONGGGGG, setelah di flashback lagi kok nama samaran saya sama sekali gak ada keren-kerennya yhaaaaaaa, hahahahhahahahha *pingsan*


Bertahun-tahun kemudian, bertemulah saya dengan sesosok pria yang kini menjadi suami, eaaaaa. Namanya Agung Subekti. SAMA-SAMA SIMPEL YHAAAAA, mungkin karena itulah kami berjodoh, muahahhahah. Saat Mas Agung bercerita tentang sejarah namanya, weleh-weleh, sama persis. Baik orang tua saya maupun mertua saya, mereka sungguh sama-sama mainstream, wkwkwk. Jadi, nama bapak mertua saya itu Agus. Ketika punya anak, udahlah plesetin dikit, jadi Agung. Gitu kata Bapak, wkwkwk. Trus nama ibu mertua saya tuh Tri Astuti Subekti. Wisss ambil aja nama belakangnya. Hadeehhhhhhh -________-  lalu, jadilah Agung Subekti, ckckckckkckc.

Di awal pernikahan kami, saya pernah mengeluh sama suami.

"Ihhh nama Adek nih pasaran banget yah Mas.. pasti banyak deh yang kembar, jadi bete sendiri."
"Mas suka kok nama Adek. Simpel, gak ribet. Dwi - Septiani. Nah, mudah diinget kan. Justru itu, mas suka."
"Hah? serius? halahhhhh karena nama Mas sama juga kan? sama-sama mainstream dan singkat kayak Adek, hahah."
"Nggak, bukan karena itu. Memang suka aja. Bagus kok. Beneran deh sayang, bagus."

AWWWWWWWWWWWWWWWWW. Saya harap saat itu bukan hanya modus pengantin baru yhaaa, wkwkwkkw. Awas aja kalo sekarang bilang pasaran, tidur di luar deh ah, hahahhhah.

You and me yang tidak berbakat wefie XD

However, saya tetap mengingat percakapan hari itu. Hari dimana saya menyebut nama Dwi Septiani berkali kali dalam hati.

Dwi Septiani. Hmmm, Dwi Septiani. Iya sih kedengarannya keren juga. Kata Mas simpel, Mas suka. Hmmm, memang bagus sih. Mudah diinget, gak ribet. Ah, namaku memang keren kok. Baru sekarang aja aku nyadar. Coba deh, Dwi Septiani. Tuhhhhh asik juga ah!

He changed my mind in a second. He made me more confident from that day and forever. So that, i began to use my real name, in everything that requires my name. Include this blog's name. Thankyou husband, thankyou for loving me and my too simple name that change into a cool one nowadays. I love you :)

Source: all gif from giphy