Saturday, November 25, 2017

Jalan-Jalan ke Taman Kupu-Kupu Gita Persada Lampung

November 25, 2017 10 Comments
Lampung merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki taman khusus untuk penangkaran kupu-kupu. Digagas pada tahun 1997 oleh Bapak Anshori Djausal dan Ibu  Herawati Soekardi, pendirian Taman Kupu-Kupu Gita Persada bertujuan untuk menghindari kepunahan segala jenis kupu-kupu Sumatera akibat penggundulan hutan dan pengrusakan habitat alami kupu-kupu (sumber: Wikipedia). Bagi saya yang alumni Universitas Lampung, kedua nama tersebut tentu sudah tidak asing lagi, ada di deretan dosen pada buku panduan mahasiswa :D



Hari Sabtu, 19 November 2017 yang lalu, saya dan keluarga besar berkesempatan mengunjungi taman kupu-kupu ini. Kalau tidak salah ingat, terakhir kali saya ke tempat ini waktu masih berstatus sebagai mahasiswa, sekitar tahun 2009. Itupun karena acara BEM Fakultas Ekonomi. Saya tidak mampir khusus untuk menikmati taman ini, melainkan mendengarkan ‘ceramah’ dari kakak-kakak tingkat di salah satu padepokan tempat berlangsungnya acara. Jadi saya cukup excited begitu ada kesempatan mengunjungi tempat ini lagi.

Lokasi Taman Kupu-Kupu Gita Persada

Taman kupu-kupu ini berlokasi di Jalan Way Rahman, Kecamatan Kemiling, Hutan, Kec. Hutan, Kabupaten Pesawaran. Dapat ditempuh sekitar 25 menit dari pusat kota Bandar Lampung, kalau tidak macet, soalnya saat ini sedang ada pembangunan flyover di Kemiling. 

Jalan paling mudah dan paling nyaman ke tempat ini menurut saya adalah lewat pertigaan tidak jauh setelah SMAN 7 Bandar Lampung. Langsung belok kanan dan ikuti terus jalan besar. Taman Kupu-Kupu Gita Persada berada di sebelah kiri jalan, setelah penangkaran rusa Tahura Wan Abdurrahman.

Selamat datang di Taman Kupu-Kupu Gita Persada

Saya dan keluarga menuju kesini dengan kendaraan pribadi. Kalau mau ke tempat ini dengan kendaraan umum, akses angkutan kota jurusan Kemiling hanya sampai di SMAN 7, selebihnya harus naik ojek.

Jam Operasional dan Harga Tiket Masuk

Taman Kupu-Kupu Gita Persada buka setiap hari dari Senin – Minggu pukul 08.00 s.d 17.00 WIB. Kita bisa bermain sepuasnya dari pagi sampai sore. Satu orang pengunjung dikenakan tarif Rp10.000,- sudah termasuk biaya parkir kendaraan. Sungguh tempat wisata edukatif kecintaan ibu-ibu. Banyak hal yang bisa dipelajari daann ehm, murah meriah :D


Jam operasional Taman Kupu-Kupu Gita Persada

Apa yang Harus Diperhatikan dan Dibawa Saat Akan Berkunjung ke Taman Kupu-Kupu?

  1. Usahakan datang di saat cuaca cerah, karena saat mendung ataupun hujan kupu-kupu akan bersembunyi.
  2. Disarankan memakai baju berwarna terang, konon kupu-kupu menyukai warna yang mencolok. Plis jangan pakai baju, celana atau jilbab hitam. Karena warna itu paling disukai nyamuk. Bisa-bisa bukan kupu-kupu yang mengikuti, tapi nyamuk.
  3. Bawa autan, minyak sereh atau sejenisnya yang bisa menangkal nyamuk.
  4. Bawa minuman dan cemilan, jika perlu sekalian makan siang supaya lebih puas mengeksplorasi taman kupu-kupu. Meskipun disini ada kantin, menunya masih terbilang ala kadar. Ditambah lagi di sekitar taman kupu-kupu tidak ada yang menjual nasi padang :D ((kecuali pakai jasa gofood)).
  5. Bawa kamera yang bagus. Paling sederhana lensa makro. Lebih bagus, lebih baik, soalnya banyak objek foto kece yang bisa diambil, terutama kupu-kupu (selfie bersama kupu-kupu).

Ada Apa Saja di Taman Kupu-Kupu Gita Persada?

Begitu sampai di halaman, kami langsung disambut berbagai kupu-kupu bersayap kuning, putih dan biru. Saya tidak tahu nama-nama ilmiahnya. Yang pasti semuanya cantik-cantik.

Bangunan pertama yang terlihat dari pintu masuk adalah Museum Kupu-Kupu Sumatera. Tapi saya dan keluarga lebih tertarik untuk menjelajah alam terlebih dahulu. Apalagi banyak rumah-rumah pohon yang bisa dipanjat. Anak-anak langsung beraksi.

Bermain di rumah pohon

Puas memanjat rumah pohon, keponakan saya, Hannan, sibuk mengumpulkan biji pohon saga yang warnanya merah mentereng. Mirip permen katanya :D

Biji pohon saga
Taman Kupu-Kupu Gita Persada juga dilengkapi dengan fasilitas bermain seperti perosotan, ayunan dan jungkat-jungkit.


Fasilitas bermain yang ada di Taman Kupu-Kupu Gita Persada

Mau update instagram sedang berada di taman kupu-kupu? Coba foto di booth ini.


Lucu yaa modelnya booth kupu-kupunya

Sementara anak-anak bermain dan orang dewasa sibuk hunting foto, Papah dan Mamah saya beristirahat di padepokan yang tersedia sambil menikmati cemilan.



Kantin ada di dekat sini, tapi perbekalan kami cukup lengkap, sehingga saya hanya melihat-lihat daftar menu saja saat melewati kantin.



Kantin yang ada di Taman Kupu-Kupu Gita Persada

Setelah puas, kami masuk ke tempat yang paling ditunggu-tunggu, yaitu penangkaran kupu-kupu. Disini kita bisa melihat secara dekat proses metamorfosis kupu-kupu yang biasanya hanya  kita ((saya)) lihat di buku pelajaran IPA jaman esde.


Pintu masuk penangkaran kupu-kupu


Tempat pemeliharaan ulat sampai berubah menjadi kupu-kupu

Pertama kali masuk, saya pikir penangkaran kupu-kupu ini cukup luas, ternyata nggak loh. Hanya sepelemparan batu :D Tapi saya cukup puas karena bisa melihat macam-macam kupu dengan sayap yang beragam terbang bebas di sekeliling kami. Suami saya yang hari itu berbaju kuning cerah, langsung dihinggapi kupu-kupu. Sayang saya tidak sempat mengambil gambar (baca: keburu kabur).


Tempat penangkaran kupu-kupu
Troides Helena. Salah satu koleksi kupu-kupu terbesar disini

Cukup lama kami berada di dalam penangkaran kupu-kupu. Mbak saya, yang memang memiliki passion tersendiri dengan serangga satu ini, sibuk memfoto dan mengamati dengan seksama. Sambil bercerita kepada saya, “Ini tuh ulat pohon xxx, nanti jadinya kupu-kupu xxx, gak gatel kok.” endebre endebre. Demi kepentingan upload gambar di blog, saya mendekat dan cekrik. Meskipun sebenarnya sungguh kumerinding :’D Memang beda ya, orang yang betul-betul having passion on it, sama yang sekedar eksis. Hahahah.




Tak terasa, adzan dzuhur berkumandang. Secara bergantian, kami sholat di masjid yang berada persis di seberang taman kupu-kupu ini. Siang itu ternyata Allah turunkan hujan. Sekembalinya dari sholat, kami lanjut menjelajah museum kupu-kupu sumatera. Pas hujan, pas lah berteduh sekaligus melihat koleksi yang ada di dalam museum ini. Sayangnya, saat saya kesini, bangunan sedang dalam proses renovasi. Jadi banyak alat-alat pertukangan yang ikut majang.


Museum Kupu-Kupu Sumatra

Di lantai satu, terdapat tempat penjualan souvenir yang saat itu sedang tidak ada penjaganya. Ada layang-layang besar berbentuk kupu-kupu, bros lengkap dengan jilbab kupu-kupu, lampu tidur berhiaskan batu, buku-buku dan masih banyak lagi. Mbak saya membeli dua buah buku ini seharga Rp 75.000.


Selain souvenir, lantai satu museum memajang foto koleksi kupu-kupu yang ada disini dan beberapa liputan media massa.




Karena masih dalam tahap renovasi, mungkin belum semua koleksi dipindahkan ke tempat ini. Di lantai 2, saya hanya menemui beberapa bingkai kupu-kupu yang sudah diawetkan.


Beberapa koleksi kupu-kupu yang sudah diawetkan

Jendela yang terletak di lantai dua ini instagramable loh. Cucok untuk foto-foto. 

Leh uga kan? :D

Kami juga sibuk membayangkan seandainya bangunan ini dijadikan rumah. Lantai kayu, jendela artistik, udara dingin, dan pemandangan asri, alamak betaahh ^_^ Apalagi kita bisa melihat view laut dari lantai empat. Wow!

                                       ***

Sekitar pukul 2 siang kami menyudahi kunjungan.  Meskipun belum puas karena sebenarnya luas taman Kupu-Kupu Gita Persada itu sekitar 4,8 hektar dan kami hanya menjelajah bagian depan, namun kami harus segera beranjak karena sudah kadung - kelaparan - . Cemilan masih banyak, tapi perut masing-masing menuntut nasi :'D Alhamdulillah anak-anak tetap sehat dan ceria meskipun terlambat makan siang dan sempat terkena rintik-rintik hujan.


Secara keseluruhan, kami, terutama mbak saya yang memang memiliki passion terhadap kupu-kupu, puas berjalan-jalan di Taman Kupu-Kupu Gita Persada. Tetapi bagi saya yang termasuk ke dalam golongan pengunjung kebanyakan, ada beberapa hal dari tempat ini yang perlu ditingkatkan:

  1. Kesan pertama saya saat memasuki Taman Kupu-Kupu Gita Persada tempat ini justru lebih cocok disebut 'kebon' ketimbang 'taman'. Beberapa pohon dibiarkan tumbuh, mungkin untuk mempertahankan habitat asli kupu-kupu. It's okay. Tetapi, tanaman-tanaman lain tetap harus ditata untuk memunculkan kesan 'taman' yang identik dengan keteraturan dan keindahan.
  2. Bagian inti dari taman kupu-kupu ini, yaitu tempat penangkaran, harus lebih diperhatikan. Banyak papan informasi yang kondisinya sudah tidak terlalu baik, hingga agak sulit membacanya.
  3. Beberapa pohon saya lihat sudah ada nama tanamannya. Namun akan lebih baik jika tanaman yang ada di dalam penangkaran kupu-kupu juga diberi label nama. Agar pengunjung bisa mengetahui tumbuhan dan bunga apa saja yang menarik bagi kupu-kupu. Mana tahu ada pengunjung yang mau menciptakan taman kupu-kupu di rumahnya sendiri :)
  4. Perlu adanya denah tempat wisata di bagian depan taman. Agar para pengunjung memiliki gambaran awal posisi tempat-tempat menarik di taman ini.
  5. Mengingat areal taman yang luas, pengunjung akan lebih terbantu jika ada jalan setapak yang ditata guna memudahkan arah untuk menuju dari satu tempat ke tempat lain.
  6. Museum Kupu-Kupu Sumatera yang sedang dalam perbaikan sebaiknya diberi tulisan, "Bangunan sedang dalam tahap renovasi. Mohon maaf atas ketidaknyamanannya."
  7. Tempat penjualan suvenir harus ditata rapih dan diberi label harga untuk menarik minat pembeli.
Tempat penjualan suvenir di lantai 1 Museum Kupu-Kupu Sumatera

Taman Kupu-Kupu Gita Persada adalah salah satu objek wisata edukatif yang potensial di Lampung. Tempat ini bisa menjadi tempat kunjungan wajib bagi para orang tua dan anak-anak, murid dari berbagai jenjang pendidikan serta masyarakat umum untuk menikmati dan mempelajari banyak hal tentang alam dan kupu-kupu.

Keteraturan dan keindahan seluruh bagian dari taman ini menjadi penting, terutama karena Taman Gita Persada ini 'hanya' berfokus pada kupu-kupu. Tidak seperti di tempat lain, misalnya Taman Nasional Bantimurung Bulusaruang, yang juga memilik daya tarik air terjun di areal tamannya.

Perlu juga untuk memperhatikan tren generasi milenial saat ini yang menyukai tempat-tempat instagramable. Saya yakin, jika dikelola dengan lebih baik, taman kupu-kupu ini akan menjadi perpaduan tempat rekreasi dan edukasi yang banyak diincar oleh para wisatawan.

Kuy! jalan-jalan ke Taman Kupu-Kupu Gita Persada :)






Saturday, November 11, 2017

Keripik Bayam Liar dan Cinta yang Kian Mekar - Game Kelas Bunsay Level 1 #3

November 11, 2017 2 Comments
Kalau ada kegiatan yang paling saya sukai dari indahnya kebersamaan kami di waktu pagi, itu adalah bahu membahu mengerjakan pekerjaan rumah. Atau simply masak bersama seperti hari ini. Resep simpel yang enak dan murah meriah.

Sedari subuh suami saya sudah sibuk sendiri memetik bayam liar dari halaman samping. Bayam-bayam liar itu memang sedang subur-suburnya. Sebagian biasanya jadi jatah pakan kelinci, sebagiannya lagi baru kali ini kami konsumsi.

Pagi yang cerah ditemani kicau burung gereja. Bunyi ulekan berpadu dengan pertanyaannya yang tak kunjung berhenti. Membuat saya enggan melanjutkan leyeh-leyeh dan akhirnya tergerak menuju dapur. "Nda, ketumbar dimana? Kalo kemiri? Mas ulekin bumbunya nanti Adek yang goreng yaa."

Di awal pernikahan, saya ingat betul betapa laki-laki ini jauh lebih cekatan soal urusan dapur ketimbang saya. Bangga kah saya? Tidak. Saya berusaha mengejar ketertinggalan itu. Menyentuh sabun cuci piring, membuka buku resep masakan dan menata alat dapur.

Kalau ada yang bilang cinta itu pengorbanan, bagiku tidak sepenuhnya benar. Karena sesungguhnya kita 'hanya' sedang berusaha keras menjadi yang terbaik dari versi diri kita. Meski seringkali ada lelah, sakit dan perselisihan. Iya, kita. Aku dan kamu yang terus merangkai cinta dalam balutan sakinah, mawaddah, wa rahmah.

Ting tong!

By the way, ada yang mau ikutan buat keripik bayam liar untuk cemilan bersama yang tercinta? Ini resepnya ya..

Resep Keripik Bayam Liar

By: Mama Alfa
Recook: Agung feat Dwi Septiani

Penampakan keripik bayam liar kriukss

Bahan:
3 ikat bayam petik/liar
300 gr tepung beras
20 gr tepung kanji/tapioka
400 ml air matang
Minyak goreng

Bumbu Halus:
5 siung bawang putih
1 sdt ketumbar
3 butir kemiri
2 cm kunyit
1 sdm garam

Bayam dan tepung sebelum diolah

Cara membuat:
Petik bayam liar, ambil daunnya saja, cuci bersih

Campur tepung, bumbu halus dan air. Sesuaikan kekentalan, lebih baik agak cair supaya kriuk. Notes: Saya dan suami menggunakan sedikit bayam, jadi tepung menyesuaikan, tapi bumbu halus sama ukuran.

Panaskan minyak goreng di atas wajan. Celupkan bayam ke adonan tepung satu per satu. Goreng sampai berwarna keemasan.

Kalau ada sisa, masukkan toples supaya kriukk nya awet. Kalau ada tapi ya.. kalau langsung habis, itulah seninya pernikahan. Makan apa aja jadi enak kalo barengan. Eaaa :D

#Hari3
#GameLevel1
#Tantangan10Hari
#KomunikasiProduktif
#KuliahBunsayIIP

Friday, November 10, 2017

Rekomendasi Dokter Spesialis Anak di Bandar Lampung

November 10, 2017 17 Comments
Sebagai orang tua zaman now yang cukup sering membaca informasi seputar kesehatan anak, beberapa kali saya mendengar istilah tentang pengobatan yang rasional, atau biasa disebut dengan Rational Use of Medicine (RUM).


Definisi RUM menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO) berarti pasien mendapat terapi sesuai diagnosa penyakitnya, memperoleh obat dengan dosis dan jangka waktu yang tepat, informasi tepat dan harga obat yang termurah. 

Jadi bukan asal anti dokter, anti obat-obatan, ataupun anti antibiotik. Tentang RUM selengkapnya bisa dibaca disini.

Saat anak sakit, saya tentu senang ketika Rania cepat sembuh setelah minum beberapa macam obat dari dokter. Tapi di sisi lain, ada pula kekhawatiran kalau-kalau anak saya mendapatkan pengobatan yang berlebihan. Jadi saat memilih dokter anak, pertimbangan saya adalah dokter yang komunikatif dan menerapkan RUM. 

Dari rekomendasi seorang teman, akhirnya saya mencoba datang ke Apotek Sinar Antasari, tempat praktik dr. Willy Gunawan, SpA, DPPS. Letaknya persis berada di bawah fly over Jalan Gajah Mada yang dulu merupakan bangunan Bioskop Sinar. (UPDATE: Lokasi Apotek Sinar Antasari pindah di depan Kantor POS Antasari)

Alamat dan jadwal praktik dr. Willy Gunawan, SpA

Saya kesini pertama kali saat Rania berusia 11 bulan. Ketika itu Rania demam tinggi dan muncul bintik-bintik merah di sekitaran wajah serta beberapa anggota tubuh yang lain. Berdasarkan hasil searching sana-sini cirinya mirip dengan roseola. Penyebabnya? virus. Obatnya? Sabar. Cuma roseola kan bikin panik yah, suhu badan Rania sampai 40 derajat waktu itu. Akhirnya di hari ketiga, saya memutuskan untuk meluncur ke tempat praktik dr. Willy.

Baca : Resensi Buku Parenting : Marah yang Bijak, Panduan Islami Menjadi Orang Tua Bijak

Sesampainya disana, saya tidak diberikan macam-macam obat.  Hanya ada 2 resep yang harus saya tebus, yaitu Sanmol (obat penurun panas) dan Imunped (suplemen daya tahan tubuh). That's all. Saya juga disarankan agar Rania terus diberikan ASI, istirahat dan tidak usah terlalu banyak terkena angin. Alhamdulillah beberapa hari kemudian, tanpa konsumsi obat macam-macam, Rania sudah kembali ceria seperti biasa.
Kali kedua datang ke tempat praktik dr. Willy, Rania berusia 30 bulan. Saya panik karena ada beberapa buah sariawan yang muncul di lidah dan bibirnya secara bersamaan. Membuat dia susah minum dan menelan, padahal berat badannya baru saja (akhirnyaaa) menginjak angka 11 dan nafsu makan sedang bagus. Sedih melihat Rania pengen makan, tapi gak bisa karena sakit dan ujung-ujungnya tantrum. Zzzzz.

Di ruang dokter, Rania diperiksa keadaan mulutnya. Keponakan saya, Hannan, yang saat itu juga ikut mengantar, langsung diajak perawat main pancingan ikan di dalam ruangan, jadilah rasa penasaran dia untuk ikut pegang stetoskop teralihkan. Ntap nih, buat ibu-ibu yang harus bawa 'rombongan' saat masuk ke ruang periksa. Di dalam memang ada semacam pojok bermain, jadi kalau anak gak mau naik ke atas kasur, bisa diperiksa sambil bermain.

Kira-kira begini penjelasan dr. Willy:
"Ini virus, Ma." Sapaan khasnya untuk semua ibu-ibu yang datang ke tempat ini. Pertamanya sumvah aneh, perawat-perawatnya juga memanggil dengan panggilan yang sama, macem sok kenal sok dekat gitu. Pfftt.

"Rongga mulutnya kotor. Kalau sikat gigi, lidahnya harus ikut dibersihkan ya. Virus yang menyerang mulut ini namanya Herpangina. Kalau menyerang tangan dan kaki namanya HFMD, atau ibu-ibu biasa bilang flu singapur. Satu sampai dua hari ke depan kasih makanan dan minuman yang dingin-dingin. Susu dingin, es krim, sari buah dingin. Tapi jangan sampai keterusan jadi flu ya, Ma. Ini saya kasih sanmol dan imunped."

Beberapa orang tua mungkin bakal kzl ya. Sudah ke dokter, tapi gak dikasih 'obat'. Lagi-lagi sama, sanmol dan imunped. Lalu kita disuruh sabarrr karena penyebabnya virus. Dan penyakit semacam ini nantinya memang akan sembuh sendiri tanpa treatment macam-macam.

Pulangnya, Rania diberi sepasang jepit rambut berwarna merah. Mungkin karena perawat melihat poni Rania udah offside yah :'D

Poni offside yang sudah minta ditindaklanjuti.
Jepit rambut warna merah

Benar saja, setelah bersabar selama 2 hari meladeni Rania yang nangis setiap makan dan minum, alhamdulillah atas izin Allah di hari ketiga sariawannya kempes pes. Rania bisa makan dan minum kembali dengan normal. Yahh memang gak perlu obat macam-macam, tapi harus sabarrrr.. :'D

Baca : Lakukan 10 Stimulasi Praktis Berikut agar Anak Cepat Jalan

Kalau ingin mencoba konsul, dr. Willy praktik dari hari Senin-Jum'at pagi pukul 08.00 s.d 12.00 dan sore pukul 17.00 s.d 20.00. Sedangkan untuk hari Sabtu hanya praktik di pagi hari pukul 08.00 s.d 12.00. Biaya konsul disini memang cenderung lebih mahal dari tempat lain. Satu kali berobat, kita harus merogoh kocek sebesar Rp 150.000,- Tapi percayalah that's worth.

One thing, dokternya ceplas-ceplos btw. Contohnya gini: waktu saya nanya tentang virus herpangina, dr. Willy bilang, "Ibu ada internet kan?" Hellowww ya ada lahh *kzl* Tapi itu mungkin maksudnya yaa, let's say "Ibu harus banyak baca, biar gak gampang panik." Atau saat saya bilang termometer saya ketinggalan di rumah dan saat ini saya sedang menginap di tempat orang tua, then he said, "Beli aja di apotek depan Ma. Sekalian dua lusin." Ppffffttttttt. Udahlah dengerin aja -_- Rania plis sehat-sehat Nak.. biar kita gak sering-sering kesini. LOL.

Baca : Cara Asik Belajar Bahasa Inggris Lewat Lagu untuk Anak Usia 2 Tahun

Penting --> Tulisan ini merupakan sharing pribadi saya. Mungkin gak setiap orang tua setuju, karena dokter itu kan cocok-cocokan yah, gak bisa dipaksain. Kita maunya Raisa sama Keenan, eh dia lebih nyaman sama Hamish *@$^&%!



Saturday, November 4, 2017

Bakso dengan Sambal Enak di Way Hui Lampung Selatan - Game Kelas Bunsay Level 1 #2

November 04, 2017 2 Comments
Hari kedua jatuh pada hari Jum'at. Kami berencana menghadiri kajian Ustadz Adi Hidayat sore harinya. Sedari pagi sebelum sarapan, miskomunikasi sudah terjadi. Penyebabnya? Karena saya mengira suami bisa membaca pikiran saya dengan sendirinya tanpa perlu dijelaskan detail terlebih dahulu #girlsproblem.

Baca : Hari Pertama - Game Kelas Bunda Sayang Level 1 : Tantangan 10 Hari Komunikasi Produktif

"Loh, jadi Adek ke Korpri nya mau bareng Mas tho?"
"Iya kan tadi udah bilang.. Adek kurang suka sarapan oat."
"Ya terus?"
"Itu artinya Adek pengen sarapan di tempat Mamah aja."

Gubrak!

Setelah percakapan diketik, emang aselik gak nyambung banget. Pantes aja suami salah tafsir. Checklist tiga, sampaikan permintaan dengan bahasa sebenarnya, bukan percakapan panjang yang harus diterjemahkan lagi. Sebagaimana buku-buku relationship bilang, laki-laki bukan cenayang. Well, that's true.

Malamnya sepulang dari kajian, perut kami butuh makanan hangat yang menyegarkan. Menu favorit hampir setiap pekan hanya ada dua, bakso dan segala jenis mie. Tempat makan mie baru yang diinginkan suami malam itu sudah tutup. Saya menyarankan makan di tempat yang biasa, he doesn't want. Mau nya ke tempat lain, yang ternyata sudah tutup juga. Gitu aja terus sampai hampir dekat rumah. Fiuhh.

Akhirnya suami memutuskan untuk jalan-jalan ke arah Way Hui menuju pool BRT, Jalan Airan Raya. Di tengah jalan, mobil kami melewati Warung Bakso Khayla.

"Makan disitu yuk!"
"Gak ah.. jalanannya sepi.."
"Ya kan emang udah malem. Bakso nya gede-gede tuh."
"Mau nya mie ayam yang di deket Korpri."
"Disitu kan ada mie ayam juga."
"Tapi udah lama gak ke mie ayam yang disana.."

Blah blah blah. Saya ngeyel sengeyel-ngeyelnya seperti biasa, sampai akhirnya manut. Pantang langsung manut, harus ngeyel dulu. Superr. Masuklah kami ke warung bakso tersebut. Ruangannya cukup bersih. Suami langsung membaui kecap dan sambalnya. "Kecapnya bukan kecap yang ngerusak rasa nih. Sambelnya juga sambel setan. Kelihatannya enak." Bibir saya masih manyun.

Saat bakso datang, duh sayang gak saya foto penampakannya, beberapa butir bakso menul menggoda selera dengan wangi yang aduhai, rasanya ingin segera saya santap. Daan awwwww pilihan suami kali ini tepat sekali. Bagi saya, yang terpenting dari rasa sebuah bakso, selain Bakso Sony favorit saya, adalah sambalnya. Sambal di Bakso Khayla ini segar kemepyar. Bukan tipikal sambal hijau butek campur-campur yang kadang rasa pedasnya bercampur dengan pahit dan asam. Joss lah untuk menghangatkan perut kami malam itu. Semoga si Bapak pemilik warung konsisten dengan resep sambalnya.

Ini penampakan warung Bakso Khayla di Jalan Airan Raya, Way Hui, Lampung Selatan. Hampir persis bersebrangan dengan Bakso Ali yang warungnya ada di banyak tempat itu.

Warung Bakso Khayla. Abaikan gaya Rania :D
Papan nama warung Bakso Khayla di Jalan Airan Raya, Way Hui, Lampung Selatan.


Bukan sekali dua, kami berdebat soal tempat makan. Lalu berujung pada saya meng-underestimate tempat makan baru yang ternyata enaaakk. Mungkin itu cara Allah menunjukkan pada saya bahwa istri sholehah yang nurut sama suami itu gak ada ruginya.

"Tiap Adek bilang tempatnya gak enak, kok malah enak ya Sayang. Pertanda apa itu? Harus nurut suami kali yah.."
"Nah.. itu.."
"Eheheheh"

Kami menutup malam dengan perut yang kenyang, hati yang bahagia dan checklist keempat yang bisa saya tambahkan dalam upaya saya untuk terus mencoba komunikasi produktif. Yaitu, jangan takut mencoba hal-hal baru dan gak perlu ngeyel-ngeyel serius, seperti memperdebatkan hal prinsip, padahal sekedar tempat makan. Nurut sama suami itu dapat pahala dan dapat bonus ketemu tempat makan bakso enak dengan sambal yang favorit!

Saya mah gitu orangnya, seminggu gak makan bakso kayak anak ayam lepas dari induknya. Kehilangan arah shayyy :D

#Hari2
#GameLevel1
#Tantangan10Hari
#KomunikasiProduktif
#KuliahBunsayIIP

Thursday, November 2, 2017

Hari Pertama - Game Kelas Bunda Sayang Level 1 : Tantangan 10 Hari Komunikasi Produktif

November 02, 2017 1 Comments
Ajaib, malam ini Rania tidur sekitar jam 9 lewat 10 menit. Biasanya paling cepat jam 10, 10.30 atau malah jam 11 malam. Sepertinya Rania tau banget mamaknya butuh mencurahkan aliran rasa di game tantangan 10 hari komunikasi produktif hari pertama. Uhuk!

Saya memilih menantang diri sendiri untuk memperbaiki komunikasi dengan SUAMI. Kenapa bukan dengan Rania? Karena selama ini saya merasa mengubah kebiasaan buruk dan belajar banyak hal demi anak itu jauuh lebih mudah, ketimbang memperbaiki diri demi menyenangkan hati suami. *tarik napas panjang*

Maka selama 10 hari ke depan, blog akan terus saya update untuk mencatat kekeliruan apa yang sering saya lakukan pada suami dan bagaimana saya berusaha memperbaikinya agar komunikasi kami semakin produktif.

Pagi ini diawali dengan kebiasaan saya yang sering asal njeplak. Kurang tepat dalam memilih kata. Gak produktif lah dalam bahasa IIP. Bukan cuma di dunia nyata, tapi juga melalui chat WA.

Chat njeplak saya yang berujung #uwuwuwuwmoment

Ceritanya, minggu besok suami mengajak saya untuk datang ke acara pembukaan anggota investor 212 Mart, tapi saya menolak lantaran di jam yang sama akan ada acara dari rumbel menulis IIP. Nah, "menolak"nya itu saya bahasakan asal dengan kata-kata "pisah" yang tentu saja konotasinya bisa lain ya kaaann. Untungnya setelah itu malah tercipta #uwuwuwuwmoment "Mas nggak mau pisah sama adek T_T" unch unch :D Namun di momen-momen lain, gak jarang loh asal njeplak-nya saya ini memicu perdebatan kecil yang bisa merusak suasana. Checklist satu, pemilihan kata harus tepat supaya tidak ada miskomunikasi.

Malamnya, saat pulang kantor dan dinner sama-sama. Tiba-tiba Rania menjerit karena ada duri ikan yang nyangkut di giginya. Sigap saya berusaha mencari dan mengeluarkan si duri, lalu minta tolong suami untuk mengambilkan tisu. Oemji, suami cuma ngambilin satu tisu doang, yang mana saya butuh banyak untuk ngelap iler dan antisipasi kemungkinan Rania muntah. Refleks saya bilang, "Kok cuma satu sih???" padahal seharusnya saya bisa bilang "Tolong ambilin lagi, kelihatannya ini gak cukup." Fiuuhh. Checklist dua, to the point dan minta dengan bahasa yang baik.

Jelang tidur saya manfaatkan untuk pillow talk sejenak, "Sayang, adek lagi tantangan kelas IIP nih.." Suami sudah tau sih dari paginya, cuma saya ingetin lagi. "Tiap bicara yang gitu-gitu sama mas, sebenernya adek udah tau itu salah, tapi masih terus adek ulangi. Maaf ya sayang. Adek pengen jadi lebih baik lagi. Sabar yaa dampingin adek belajar." Dan seperti biasa, tanpa diminta pun level sabarnya suami itu memang sudah jauh di atas saya.

So, saya menulis 2 checklist hari ini untuk diperbaiki kedepannya. Hari pertama terhitung failed. Hari-hari selanjutnya semoga bisa update pelaksanaan komunikasi produktif beneran. Minta aamiin ya pemirsa..

#Hari1
#GameLevel1
#Tantangan10Hari
#KomunikasiProduktif
#KuliahBunsayIIP