Monday, August 27, 2018

Piknik Tipis dan Survey Sekolah untuk Rania

[tjurhat alert]

Petualangan mencari pendidikan terbaik itu pun dimulai...


Apa yang terlintas dalam benak kita saat anak pertama mulai masuk usia sekolah? Senang karena akhirnya ada sedikit spare waktu untuk me time? atau mellow karena merasa waktu cepet banget berlalu dan belum melakukan banyak hal di usia yang kemarin-kemarin? Buibu masuk #timsenang atau #timmellow? Kalo saya sih no wonder ya, udah bisa ditebak, pasti masuk #timmellow wqwqwqwqwq. Orang tua dengan karakter melankolis cem saya gini seringkali sekolah belom mulai aja, dah banyak yang dipikir duluan XD


Lumayan lama saya menimbang bakal masukin Rania ke sekolah yang seperti apa. Dengan pilihan yang ada di Bandar Lampung tentunya. Termasuk membahas soal kemungkinan suami pindah ke daerah lain yang peluangnya sangat besar dan bisa terjadi kapan saja. Kepindahan suami yang bisa jadi bukan ke kota, tapi ke pabrik yang letaknya di dusun dan gak banyak pilihan sekolahnya. Harus siap mental dari sekarang dan juga siap plan A plan B.

Memang umur Rania berapa kok mamake mulai survey sekolah? Baru 3 tahun 4 bulan sih. Belum pengen saya sekolahin, tapi survey harus mulai jalan dari sekarang, penasaran euyy XD


Jadi sepagian sampai sesiangan kemarin, kami piknik tipis sembari mengunjungi 2 calon kandidat kuat sekolah yang menurut banyak orang "oke". Bukan oke menurut saya, karena liat tempatnya aja baru kemaren, xixixi. Secara keseluruhan tipikal TK nya sama. Saya pilih yang mengajarkan basic agama. Karena sadar diri pengetahuan agama saya kurang banget. Pengennya dengan menyekolahkan Rania, saya juga jadi ikut belajar banyak hal gitu.. Dan menurut saya sia-sia aja sih kalo milih TK yang happy-happy thok. Sayang karena otak anak-anak mudah menyerap banyak hal dan fitrah keimanan mereka harus banget ada penyalurannya.


Dari dua sekolah tadi, dua-duanya punya basic agama, tapi yang jadi fokus, beda. Tercermin sekilas dari visi, misi dan beberapa kegiatan yang ditulis dalam brosur mereka. Untuk harga, gak jauh beda. Sekolah qualified jaman sekarang memang mayan nguras kantong ya makkssss XD

Percaya nggak sih, ngeliat brosur doang aja pikiran saya udah kemana-mana banget loh. Sungguh melankolis paripurna, wqwq. Dan karena belum puas, jadi dalam beberapa hari ke depan saya akan melakukan beberapa hal sebagai berikut:

~ Melihat langsung saat kegiatan belajar mengajar berlangsung di sekolah.
Cara gurunya mengajar, satu guru menangani berapa murid, gimana cara mereka menghadapi permintaan anak-anak yang kadang absurd, menanggapi 'pekerjaan' anak, menumbuhkan semangat belajar dan cara mereka mengenalkan anak pada Allah, mencintai sekaligus 'takut' Allah. Banyak bermainnya atau duduk rapi jali di kelas. Jadi rencananya saya bakal kepo pas jam pelajaran berlangsung, xixixi. Semoga kelihatan ya.

 
~ Mempertimbangkan mau lebih fokus kemana. Apa yang kira-kira masih bisa dan kurang bisa saya back up di rumah
Cek kurikulumnya, harus ada nilai tambah pendidikan yang lebih dari yang biasa Rania lakukan di rumah. Detail kegiatan harian dan kegiatan tambahan. Menekankan pada proses belajar atau hasil. Ekstrakurikuler bisa jadi pertimbangan juga.

~ Simulasi jarak dari rumah ke sekolah 
Penting supaya 'supir'nya inih bisa memperkirakan jarak tempuh, xixi. Dan supaya gak bosen karena kelamaan di jalan.

~ Mendengarkan testimoni beberapa orang tua murid
Soal gimana mereka juga diajak untuk sama-sama mendidik anak di rumah, perubahan perilaku dan pola pikir anak setelah sekolah disitu. Kecapekan banget atau nggak. Banyak PR apa nggak, xixixi. Tentang guru-gurunya, fasilitas dan maybe 'update-update' terbaru, if you know what i mean, hehe. 

~ Cek fisik bangunan
Survey pertama kemarin, saya belum sampai mengecek kamar mandi dan fasilitas penunjang lain. Baru sekedar liat tempat bermain dan ruang kelasnya. Next, bakal lebih detail. Ohya, saya gak masalah sama sarana bermain yang terbuat dari besi atau kayu, memang ini ngaruh ke safety ya. Tapi buat saya ada yang lebih penting dari itu. Jadi gak prinsipal cari sekolah yang materialnya terbuat dari kayu. Tapi saya harus tau penanganan yang sekolah lakukan saat ada anak yang cedera. Kemanan yang juga penting adalah soal akses gerbang sekolah, cara sekolah menangani penjemput anak dan makanan yang ada di sekitar.

~ Lihat outputnya
Ini bisa jadi subjektif sih ya. Cuma gak ada salahnya juga kan lihat kualitas para alumni. Duile, bahasa mamak nih 'universitas' banget gak sih? :'D

~ Istrikharoh 
Saat dihadapkan pada pilihan apapun, ini SOP yang harus kita lakukan. Semoga Allah mantapkan hati untuk memilih sekolah yang juga semakin mendekatkan kami sekeluarga pada Allah, aamiin.

 
Buibu yang anaknya udah sekolah, cerita dong... ceritain apa aja boleeee untuk insight mamak muda yang baru akan menyekolahkan anak pertamanya ini, hehehe. Rekomendasiin sekolah di Bandar Lampung juga boleh banget. Ngobrol di kolom komentar yahh.


4 comments:

  1. Haloo mak.. Izin meninggalkan jejak yaa :)
    Sy mamak 1 anak usia 10 bulan.. Ga ada salahnya sepertinya sy mulai mengumpulkan informasi seputar sekolah² yg oke di balam. (sy termasuk #timmellow sepertinya hahaa)
    InsyaAllah sy jg memilih agama yg utama bagi pendidikan anak sy. Hingga sekarang lagi mulai kepo & melirik sekolah ini mak: Ar Rai*an (ada yg bisa di share soal sekolah ini kah mak?), ku**ab Al fa**h-lampung & al kau**ar

    ReplyDelete
  2. Share dong maak udh survey ke sekolah mana ajaa :)

    ReplyDelete
  3. wah udah mau sekolah ya Rania semoga mendapatkan sekolah ya sesuai ya

    ReplyDelete

Terima kasih sudah mampir. Means a lot to me :) Silahkan komentar yang sopan dan mohon jangan sertakan link hidup ya. Jika ingin berdiskusi atau butuh jawaban cepat, bisa menghubungi saya via pesan instagram di akun @dwiseptiani.dwi