Thursday, December 14, 2017

SelebrASI 2 Tahun AIMI Lampung : Seminar Kesehatan bersama dr. Wiyarni Pambudi dan dr. Tan Shot Yen (Bagian Pertama)

Bagi newbie blogger seperti saya, saat ini rasanya cukup sulit untuk menulis liputan acara tepat waktu. Masih fokus di printilan-printilan rumah tangga sih xixixi. Namun meski sudah lewat sekitar tiga minggu lebih, ilmu yang saya dapat dari selebrASI 2 tahun AIMI Lampung ini tetap worth it untuk diketahui khalayak ramai. Saya seperti masih punya hutang karena tau suatu ilmu tapi belum menyebarkannya, minimal lewat blog ini lah hehehe. Btw, cmiiw yah kalau ada istilah kesehatan yang kurang tepat :D

Credit pic : FB AIMI Lampung

Happy birthday yang kedua tahun untuk AIMI Lampung! Semoga dengan bertambahnya usia, bertambah pula kebermanfaatan AIMI dalam upaya mendukung dan meningkatkan keberhasilan pemberian ASI bagi ibu dan bayi. Go go, AIMI Lampung! 😊


Sekitar sepekan sebelum hari H, Minggu 26 November 2017, saya sudah berkali-kali sounding ke Rania bahwa saya akan menghadiri seminar. Sebagai alternatifnya, Rania dan Ayah bisa ‘jalan-jalan’ ke kondangan *Rania suka banget kondangan btw* Alhamdulillah, saat itu tidak sulit memberikan dia pengertian kalau mamaknya mau santai-santai dulu sambil menuntut ilmu, 'piknik' barang sejenak :D

Baca : Jalan-Jalan ke Taman Kupu-Kupu Gita Persada Lampung

Ada sekitar 80-an lebih peserta yang hadir di Sekolah Pelita Bangsa tempat acara berlangsung. Uniknya, saya melihat ada dua orang bapak yang nyempil di bangku pojok belakang sebelah kiri. Salut juga saya dengan tekad kuat mereka untuk hadir di acara yang sebagian besar pesertanya adalah wanita ini (terlepas dari entah bapak tsb dipaksa atau nggak ya sama istrinya hahaha).

Seminar kesehatan bertema “ASI Eksklusif dan MPASI Sehat bagi Generasi Ruwa Jurai Unggul” ini menghadirkan dua pemateri. Yang pertama yaitu dr. Wiyarni Pambudi, Sp.A, IBCLC, beliau merupakan seorang konselor laktasi bersertifikat internasional yang namanya sudah sering saya dengar di grup ibu-ibu menyusui. Dan yang kedua yaitu dr. Tan Shot Yen, M. Hum, dokter yang terkenal dengan gaya blak-blakannya tiap kali berbicara tentang pola makan dan gaya hidup sehat di berbagai stasiun TV.


Materi pertama “Manfaat ASI untuk Tumbuh Kembang Anak” dibawakan oleh dr. Wiyarni Pambudi Sp.A, IBCLC. Saat mendengar moderator membacakan profil dr. Oei, panggilan akrab dr. Wiyarni Pambudi, saya tertegun cukup lama. Keren euy! banyak bangett prestasi dan karya ilmiahnya. Langsung deh duduk rapih siap-siap pena untuk mencatat banyak tambahan materi, meskipun fotokopi slide presentasi sudah disediakan oleh panitia.

Credit pic : FB AIMI Lampung

“Ibu-ibu kenapa mau datang di acara seminar ini? Hari Minggu kan? Waktunya santai-santai bareng keluarga.” ujar dr. Oei membuka presentasinya pagi itu. “Ilmu menyusui yang ibu pelajari hari ini insya Allah akan terus berguna dan bisa diwariskan sampai nanti ya Bu.. sama anak-anak kita, cucu kita, generasi penerus kita. Karena butuh orang satu kampung untuk mendukung keberhasilan pemberian ASI bagi ibu dan bayi. Itulah mengapa ada istilah ayah ASI, kakek ASI dan kita pun nanti bisa menjadi nenek ASI.” Nyessss deh saya mendengar kata-kata pembukaan dari dr. Oei ini. Keibuan banget. *asa pengen curhat deh mamaks.. bahahah :’D

Menurut WHO, ada empat standar emas makanan bayi. Yang pertama IMD (Inisasi Menyusu Dini), yaitu menyusui segera setelah bayi lahir dengan cara diletakkan di dada ibu sampai bayi selesai menyusu. Kedua, pemberian ASI eksklusif sampai dengan usia 6 bulan. Yang ketiga yaitu memberikan MPASI tepat waktu dan adekuat (memenuhi syarat). Lalu yang terakhir meneruskan ASI sampai dengan 2 tahun atau lebih.

Empat standar emas tersebut menjadi modal tumbuh kembang di 1000 Hari Pertama Kehidupan seorang bayi. 1000 hari ini dimulai dari 270 hari selama masa kehamilan dan 730 hari pada 2 tahun pertama kehidupan seorang anak. Mengapa sampai usia 2 tahun? Karena pada rentang usia tersebut masa tumbuh kembang otak bayi mencapai angka 80%. Sisanya akan berkembang hingga usia konsepsi yaitu 22-25 tahun.


Ajaibnya ASI

dr. Wiyarni Pambudi juga menjelaskan tentang how breastfeeding changes your brain. Ternyata, keberhasilan menyusui itu tidak hanya berdampak baik untuk si bayi, tapi juga ibunya. Ketika IMD, hormon ibu hamil berubah menjadi hormon ibu menyusui. Itulah mengapa ada ibu yang awalnya enggan merawat anak atau merasa belum siap, lalu pikirannya berubah sesaat setelah menyusui. So touching.. saya berkaca-kaca ingat momen pertama kali saat Rania memanjat perut saya, mencari puting kemudian mulai menyusu. Hiks, i love you so much deh Nak.. meskipun kadang-kadang 'nggemesin' :D

ASI merupakan sumber nutrisi otak yang tidak bisa digantikan oleh susu formula (sufor). Di dalamnya banyak terkandung zat seperti asam folat, kolin, zinc, zat besi, AA, DHA, selenium, yodium, B12, oligosakarida, IGF-1, NGF dan lain-lain. Meskipun beberapa kandungan ditiru sedemikan rupa oleh produsen sufor, namun tidak akan bisa selengkap kandungan ASI. Penelitian menyebutkan bahwa ASI juga memiliki kandungan zat hamlet. Hamlet ini memiliki kemampuan membunuh 40 jenis sel kanker tanpa merusak sel yang sehat. Berbeda dengan cara kerja kemoterapi yang membunuh sel kanker sekaligus merusak sel yang sehat. MaasyaAllah. Jadi proses menyusui ini bisa membantu ibu dan bayi terhindar dari kanker *terlepas dari suatu penyakit itu datang sudah atas ketetapan Allah ya buk ibuk..*


Yang paling penting itu bukan ASI eksklusifnya, tapi MENYUSUI eksklusif



dr. Oei dalam materinya memaparkan bahwa ada tiga hal yang mempengaruhi tumbuh kembang anak. Yang pertama bio nutrisi atau pemenuhan nutrisi. Selanjutnya neuro endokrin, yaitu pola asuh yang positif, seperti pemenuhan kebutuhan dasar, interaksi sosial dan menjauhkan kekerasan terhadap anak. Terakhir adalah imuno stress, terkait dengan daya tahan tubuh dan pencegahan infeksi serta trauma. Ketiga hal tersebut bisa didapatkan oleh anak saat sedang disusui langsung oleh ibunya :)

Meskipun kita tahu ASI itu subhanallah warbiyasak, namun secara garis besar ada 3 hal yang membuat ibu pada akhirnya berhenti menyusui:

1.    Mengira ASI kurang, tidak keluar atau bening. Mengira ASI kurang ini biasanya terjadi saat anak mengalami growth spurt (GS) atau percepatan pertumbuhan. GS menyebabkan kebutuhan minum ASI pada anak akan menjadi lebih banyak. Yang perlu diwaspadai adalah persepsi ibu, ketakutan bahwa ASI nya kurang. Lalu kebingungan mengapa bayi tidak mau menyusu saat masa-masa GS nya sudah lewat. Selain itu, ASI tidak keluar atau bening. Perlu diingat bahwa ASI itu lekat dengan prinsip demand dan supply. Kemudian apapun yang dikeluarkan, ASI akan menyesuaikan dengan kebutuhan bayi. Tidak ada ASI yang jelek, kuncinya berikan saja.
·      Jika mengalami kendala bayi menolak menyusu karena berbagai hal, langkah pertama yang harus dilakukan adalah skin to skin. Jangan malas untuk skin to skin. Lepas baju dan saling menempel kulit antara ibu dan bayi. Cara ini mudah, namun beberapa ibu masih malas ataupun sungkan melakukannya.
·         Jika mengalami kendala ASI perah berwarna merah, biarkan warna merah berupa darah tersebut mengendap terlebih dahulu, lalu berikan ASI bagian atas.
2.     Nyeri, hal ini bisa disebabkan oleh posisi pelekatan yang kurang tepat. Bantu ibu terus mencoba sampai ia mendapatkan posisi yang paling nyaman, bukan sekedar mengajari.
3.     Ibu kembali bekerja. Solusi yang dapat dilakukan adalah dengan mempersiapkan ASI perah 5 minggu sebelum ibu mulai kembali bekerja. Jangan lupa untuk mengosongkan kembali payudara dengan tangan setelah menggunakan breastpump. Memerah menggunakan tangan ini mirip dengan stimulasi hisapan bayi. Selain itu, jika payudara tidak dikosongkan maka hanya 60% dari produksi ASI keseluruhan yang bisa diambil. Hal tersebut mengakibatkan otak menerima sinyal bahwa ASI tidak habis dan memerintahkan untuk menurunkan produksi ASI. Selanjutnya, berikan ASI dengan media yang tepat. Bukan dot, karena dot bisa mengganggu produksi ASI. Selain payudara tidak terstimulasi, penggunaan dot juga bisa membuat teknik hisap bayi berubah sehingga mengakibatkan bingung puting. Stok ASI perah bagi ibu bekerja tidak perlu sampai memenuhi freezer. Selalu usahakan memberi ASI fresh, yang jaraknya tidak terlalu lama dari saat memerah. "Yang memiliki banyak stok ASI di freezer, tidak perlu berbangga diri. Dan yang tidak memiliki banyak stok ASI di freezer tak perlu merasa tidak percaya diri. Karena yang paling baik justru memberikan ASI fresh yang jaraknya tidak terlalu lama dari waktu memerah." ujar dr. Oei.


    “Menyusui bukan sekedar memberikan ASI. Bukan sekedar memberikan makanan, tetapi mengalirkan cinta. Ada kelekatan yang tercipta saat ibu dan bayi menempel satu sama lain. Interaksi ibu dan bayi ini merupakan salah satu modal tumbuh kembang yang penting. Jika Anda ibu bekerja, sebisa mungkin setelah pulang kerja langsung susui bayi secara langsung. Karena sebenarnya yang terpenting itu bukan ASI eksklusifnya, tapi MENYUSUI ekslusif.



Support breastfeeding anytime, anywhere

Di akhir seminar, dr. Oei mengingatkan para peserta bahwa menyusui itu selain butuh komitmen, juga butuh dukungan dari semua pihak.
“Success in breastfeeding is everyone’s responsibility. Menyusui perlu komitmen dan dukungan semua pihak, termasuk kita sesama ibu. Cobalah berempati dan mendengarkan keluhan. Saat ada yang curhat kepada kita jangan buru-buru merangkai jawaban. Dengarkan dengan seksama, puji hal yang sudah baik, cermati nilai yang dianut lalu berikan info relevan. Jangan dahulukan apa yang sudah terjadi pada kita, simpan dulu cerita sukses menyusui kita, cukup dengarkan.
Saya langsung merasa tersindir waktu dr. Oei bilang begitu. Sering sih kalau ada ibu-ibu yang curhat, otak saya langsung nyari inti masalahnya dan nyiapin jawaban. Terus cerita berdasarkan apa yang pernah saya alami dulu, padahal harusnya dengerin aja dulu yak.. Hmmh, emang beda kalo konselor bersertifikasi internasional yang ngasih tau. Berasa nyess gitu di hati :D ‘Daging’ semua deh materinya dokter Oei ini. Saya sama sekali gak merasa rugi ikutan seminar ASI meskipun Rania sudah lulus ASI sampai 2 tahun 3 bulan. Semoga anak kedua (dst ?) nanti saya bisa lebih baik lagi. Dan yang paling penting, ilmu ini adalah investasi yang bisa saya turunkan ke generasi selanjutnya *aseek*



Sudah kepanjangan banget yah ini. Materi kedua yang dibawakan oleh dr. Tan Shot Yen saya buat posting tersendiri biar gak capek bacanya, haha. Kalau saat dr. Oei saya bisa mencatat banyak hal penting, hal sebaliknya justru terjadi saat dr. Tan memberikan materi. Saya cuma bengong dan baru sadar catatan kosong sampai akhir materi. Xixixi. Sibuk mendengarkan sambil tersindir sih ya :'D


Sabar yah menanti postingan kedua, sudah saya draft tapai masih butuh penyempurnaan. Stay tune :D

UPDATE :
Bagian kedua bisa dibaca disini ya..
SelebrASI 2 Tahun AIMI Lampung (Bagian Kedua), dr. Tan Shot Yen : Jangan jadi Ibu Micin Pencetak Generasi Micin


2 comments:

  1. subhanallah...allah sungguh maha kuasa. dari ASI ada berjuta manfaat untuk anak, tak hanya 'air' susunya saja, tapi jauuuh dari itu pun membuat bonding pada anak.

    liputannya luengkap. serasa lagi ngikutin acarane, mbak.

    makasih infotmasinya ya

    ReplyDelete
  2. ASI memang luar biasa..

    Keren euy,, ngundang dr.Tan,, dr.Oey

    ReplyDelete

Terima kasih sudah mampir. Means a lot to me :) Silahkan komentar yang sopan dan mohon jangan sertakan link hidup ya. Jika ingin berdiskusi atau butuh jawaban cepat, bisa menghubungi saya via pesan instagram di akun @dwiseptiani.dwi